Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENGGUNTING MASA LALU..


Jakarta, di Bulan Juni 2016..

Tiap saya menjadi pembicara tamu di seminar Pengusaha Tanpa Riba selalu bertemu wajah-wajah sendu.. 
Mereka yang bertahun-tahun terjebak dalam hutang tak berkesudahan, karena usaha yang rugi, ditipu mitra bisnis, atau bekerja di tempat yang selama ini bikin ngampet di hati.. 

Siang tadi di Hotel Balairung Matraman Jakarta saya bertemu mereka lagi. Usai memberikan materi mereka mengejar saya di belakang sambil berdiri..




Seorang wanita yang mengeluh hutangnya tiap bulan dicicil dari gajinya bekerja di sebuah kedutaan asing, namun tak kunjung lunas juga..
"Saya kaget mas, tiap bulan nyicil dari 450 juta, sampai hari ini masih 390 juta.. Bertahun-tahun nyicil pokoknya hanya berkurang 60 juta.. Aduuuh gimana ya.."

"Coba mbak nego ke pihak banknya, ketemu pimpinannya langsung. Minta keringanan berapapun dapatnya. Uang untuk melunasinya ada?"

"Akhir Juni nanti saya resign mas, insya Allah pesangon saya 350 juta. Enaknya saya bayar sebagian utang saya, atau saya bayarkan semuanya ya mas? Masih kurang uangnya.."

"Bayarkan semuanya mbak, jual apapun yang bisa nggenepin 390 juta, lunasi segera. Tetap upayakan nego dapat keringanan, tapi bener deh, nanti kalau sudah lunas bakal beda bangeeeet rasanya.. Bakal ploooong kalo mau nyari rejeki dari jalan lainnya.."

Saya melihat matanya berkaca-kaca..

Seorang wanita lagi mendekati saya..
"Kami rugi mas 1,5 milyar ditipu rekan bisnis. Uang itu hilang begitu saja, orangnya pergi entah kemana, kami bangkrut seketika. Padahal uang 1,5 milyar itu dari utangan bank mas. Tiap bulan kami harus terseok-seok membayar cicilannya.. Saya sudah bertekad untuk bebas utang riba mas, rumah sudah kami jual, sekarang kami ngontrak, tapi suami saya belum dapat hidayah.. Dia masih berfikir untuk nambah utang lagi, padahal yang kasus kemarin saja belum selesai semua.. Gimana ya mas?"

"Doakan teruuusss mbak.. Doa seorang istri yang tulus insya Allah akan dikabulkan. Hidayah itu haknya ALLAH... ya muqolibal qulub.. Hanya ALLAH yang sanggup membolak-balikkan hati. Nanti kalau suami istri sudah sevisi bakal lebih enteng menghadapi..."

Mereka terus tanya berganti, saya menjadi tempat sampah semua unek-unek yang nyesek di hati.. Padahal belum tentu saya tau jawabannya jika ditanya.. Kadang saya nyeploss mengarang indah saja..

"Saya sudah jadi bankir 20 tahun mas, di bank BUMN terbesar di negeri ini. Saya sudah tidak nyaman di pekerjaan saya. Tapi saya gundah karena saya sudah mencoba banyak usaha gak pernah berhasil.. Gagal terus gagal terus.. Sampai seorang kawan saya berkata, kamu gimana mau usahanya berhasil kalo masih cari uang juga dari jalan yang bathil.. Jleb! Tiap hari saya memang mengurusi kredit di bank mas.."

"Berat ya mas, sudah di zona nyaman.. Tapi kalau hati gak tenang buat apa dipertahankan.."

"Gajimu berapa mas sebulan?" Tanya saya lagi..

"Sekitar 25 juta mas.."

"Mmmm..."

"Tapi saya mantap untuk hijrah mas, 1 Ramadhan nanti saya mengajukan surat pengunduran diri.."

Kata-kata itu didengarkan peserta yang masih mengerubung saya di samping kanan kiri..

Tiba-tiba ada yang nyeletuk dari samping..
"Saya juga bankir mas, di bank xxx xxx.. Sudah 14 tahun saya disana, sudah gak betah juga ingin resign buka usaha.. "

Tampilan luarnya begitu syar'i, berjenggot dan celana cingkrang di atas mata kaki.. 

"Meninggalkan gajimu dan posisimu mas?"

"Iya mas.. Gaji saya 28 juta sebulan, saya mau buka usaha saja.. Gak lagi kerja di bank, mohon doanya mas.."

Setiap orang punya masa lalu, dan semua pasti ingin memiliki masa depan yang lebih baik. Apalagi taruhannya adalah masa usai mati nanti..
Karena dunia sementara..
Akherat selamanya.. 
Jangan sampai dunia tergadai, di akherat kita terlunta-lunta.. 

Taubat itu proses.. 
Siapapun ingin menuju kebaikan..
Jika ada orang dengan badan penuh tato sholat, jangan dikomentari "iiih tatoan.. preman kok sholat yaaa.."
Tapi justru ajak mereka yang gak bertato-pun untuk sholat bersama-sama..

Hujan deras dan kemacetan Jakarta mengantar saya menuju bandara, tidak sempat menyaksikan adegan para peserta berebut dengan gemas, menggunting kartu kreditnya hingga ludes tak bersisa...

Salam,
@Saptuari

3 komentar untuk "MENGGUNTING MASA LALU.. "

ikhwaniril 21 Mei 2018 pukul 22.57 Hapus Komentar
Masyaallah gaji 20 juta keatas belum bahagia (gaji ku aja ndak sampek 3 juta, hehehe)? Seandainya kebagian itu datangnya dari kekayaan niscaya qorun adalah manusia yang paling bahagia, namun Allah tengelamkan ke dalam tanah. Semoga Allah mudahkan saudaraku seiman dalam berhijrah
Unknown 4 Juni 2018 pukul 19.28 Hapus Komentar
Bismillah
Assalamua'alaikum mas... Klu berkenan minta no wa nya mas... Saya ingin sekali konsultasi tentang usaha saya.. oh yaa... Saya sdh lahap semua buku kembali ke titik nol. Dan kebetulan saya juga pelaku peninggal riba..terima kasih sebelumnya mas
Unknown 21 Februari 2019 pukul 09.53 Hapus Komentar
Seneng baca blognya mas saptuari, sangat bagus dan menginspirasi banyak orang, semoga menjadi lahan amal jariyah buat panjenengan mas