Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MUDIK! (MU)LIH (DI)SI(K)...!!

Pulang Dulu!! Itu dalam bahasa Indonesianya, setiap tahun diperkirakan ada lebih dari 20 juta pemudik yang bergerak antar kota antar wilayah. Bukan hanya dari Jakarta tapi dari seluruh Indonesia. Berbondong-bondong kembali ke kota asal, ke desa, ke kampung, ke dusun dengan membawa semua pesan kejayaan di tanah perantauan.



Ditengah waktu menjelang hari raya datang, bertemu dengan keluarga besar, berjumpa para tetangga di tempat asal, sungguh hati kita harus waspada kawan, ada dua sifat buruk yang akan mengintai, setan dilepas esok hari, dia bertengger di tengkuk dan siap meniupkan hawa panas sifat buruk tadi. Apa itu?

1. UJUB (Bangga Diri)
Ketika berkumpul bersama keluarga, saudara dan tetangga gampang banget perasaan ini muncul. Baju harus yang paling baru, paling wangi, perhiasan harus keluar semua dari gelang segede gaban, kalung sebesar rantai anak dinosaurus. Gemerlap ketika duduk diantara orang-orang yang dianggap kampung yang dulu ditinggalkan.

Mobil harus mulus, diparkir di depan sendiri agar dilihat seluruh saudara yang datang silaturahmi.
Hati ini begitu lezat menikmati pandangan mata kagum pada yang kita miliki, pandangan dan ucapan mereka melenakan hati..

"Waah sudah sukses sekarang ya mas"

"Aduh mbak.. Keren abis deh sekarang, sudah mulyo welo-welo hidupnya."

"Wah pak Lurah aja kalah sama kamu mas, hebat sekali dirimu.."

Lezat sekali.. Sungguh lezaaat sekali semua pujian itu! 
Saat itulah setan masuk ke hati, ke otak, menarik tangan untuk menepuk dada.

"Iya laaaah.. Aku sukses karena kerja kerasku, apapun aku punya sekarang... Bla bla bla crut!"

Dosa ujub langsung tertancap di jidat.. Jleb!!

2. RYA' (menonjolkan kebaikan agar dipuji)
Setan yang dilepas makin liar bergerilya lagi..
Keluarga besar berkumpul, saatnya bagi-bagi rejeki, momen unjuk diri bahwa kita lah paling hebat! Kita lah paling kaya! Kita lah paling makmur! Kita lah paling dermawan di keluarga besar ini..! Woww! 

Lalu setan mengajari caranya, semua keluarga kebagian! Ngasihnya jangan pas sepi, pas rame  dong, biar semua orang melihat.. Jangan lupa pas ngasih uangnya jangan dilipat, biarkan terbuka, kalo perlu dikibas-kibaskan biar kelihatan warna merahnya.

Panjul.... Kibas-kibas... Kasih!
Partini.. Kibas-kibas.. Kasih!
Tulkiyem.. Kibas-kibas.. Kasih!
Dan seterusnya...

Nikmati lezatnya decak kagum dari mereka semua! Luar biasa nikmatnya... Lezat!! 

Hati ini begitu bangga! Aku lah orang paling sukses diantara mereka semua!

Saat itulah, dosa rya' menempel di jidat kita.. Teplok! Dan setan bahagia berguling-guling karena bertambah temannya.

Sindiran di komik kemarin menarik, ada yang bahagia. "Horeee!! Besok lebaran!"
"Eh kamu kemarin puasa enggak?"
"Enggak.."
"Terus ngapain ikut lebaran? Lebaran itu untuk orang-orang yang menang!"
"Haaaaa...?!”

Dialah pemenang sesungguhnya, yang selama Ramadhan menuntaskan ibadahnya. 
Puasa dimangsa..
semua sholat disikat..
tadarus digerus..
Semua telah tunai dan tertib diselesaikan karena taat pada Allah penciptanya.

Pulang mudik dengan kemenangan dan kesederhanaan, baju yang dipakai di hari raya belum tentu baru, tapi bersih dan wangi. Menghormat pada waktu bertemu sanak famili.

Ketika memberi tangannya telungkup, cukup hanya Allah dan dia sendiri yang mengetahui. Dalam gemerlap kembang api dia memilih menyelinap di rumah duafa yang santuni, menggenggam tangan mereka, memberikan rejeki yang dia miliki tanpa harus diketahui sanak dan famili. Sebulan penuh malaikat di pundak kanannya mencatat kebaikan hingga berpeluh. Bahkan hingga hari raya tiba, setan tidak diberi tempat bersender di tengkuknya..
Engkaulah yang paling berhak menyandang bahagia di hari raya..

Mudik.. Mulih Dikik! Pulang dulu yaaa.. Bisa juga jadi simbol perpisahan dan pamitan selamanya.

Tahun 2014 lalu 908 jiwa meninggal dunia di jalan dalam ritual mudik. Tahun 2015 ada 503 orang yang meninggal, tahun 2016 ada 1261 orang, sedangkan tahun 2017 ada 742 orang. 

Mereka berpamitan untuk kembali pada Tuhannya. Tahun ini pun bisa terus berjalan angkanya.. ketika jutaan kendaraan bergerak bersama!

Sungguh mudik itu bukan hanya soal kebahagian dan waktunya pamer kekayaan, tapi juga waktu berhati-hati jangan-jangan malaikat maut sudah mengintai kita dibelakang, ketika pamitan mudik kita ucapkan...

Hadirkan Allah di setiap perjalanan, undang keselamatan dengan doa, tangkal malapetaka dengan sedekah di muka...

"Taqobbalallahu minna wa minkum, taqobbal ya karim”
(Semoga Allah menerima amalku & amal kalian, terimalah wahai Zat Yang Maha Mulia)

@Saptuari




6 komentar untuk "MUDIK! (MU)LIH (DI)SI(K)...!!"

sidobatik 14 Juni 2018 pukul 09.31 Hapus Komentar
Joss...salam sungkem kagem ibu
Nengko 14 Juni 2018 pukul 10.56 Hapus Komentar
Taqobal ya kariim
Djayanti Nakhla Andonesi 21 Juni 2018 pukul 12.26 Hapus Komentar
Masya Allah, makasih sharenya Coach.
Taqobalallahu minna waminkum
Afiqah 6 Agustus 2018 pukul 17.23 Hapus Komentar
Utk mas saptuari yg dpanuti oleh suami sy karena keberhasilannya melewati riba. Sekarang suami sy pun sedang berjuang melunasi hutangnya, setelah hijrah dari tempat kerjanya yg dbidang riba dan lebih memilih jadi supir online. Semoga mas saptuari mau memberi pesan singkat utk suamiku tercinta yg masih suka lalai k Allah, Jangan berharap hutang lunas bila kewajiban kita k Allah belum lunas. Semoga mas saptuari berkenan, terimakasih sebelumnya
Unknown 16 Agustus 2018 pukul 12.04 Hapus Komentar
saya minta jadwal seminar mas saptuari dlm wkt dekat ini yg disekitar area jakarta atau bogor..

terima kasih
Admin+ 16 Desember 2018 pukul 09.36 Hapus Komentar
Subhanallah,,.. terima kasih untuk sharingnya Mas Saptuari.

Ijin berbagi, siapa tau bermanfaat bagi rekan rekan sekalian Kisah Para Nabi & Rosul serta Kisah orang orang yang berhijrah ke jalan ALLAH SWT